Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Penulis : Muhammad Yani, S.Pd.I
Calon Guru Pengerak Aceh Utara Angkatan Ke - 4
Pendamping Praktik : Ibu Sumarni, S.Pd, M, Si
Fasilitator : Bapak Hariyanto, S.Pd, M.Pd
Kesimpulan dan refleksi pengetahuan dan pengalaman baru yang dipelajari dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
Ki Hajar Dewantara yang terlahir pada tanggal 2 Mei 1889 disebut sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. Pada hari lahirnya Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soeryaningrat dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Pada tanggal 3 Juli 1922 beliau mendirikan sebuah Perguruan Nasional Taman Siswa (National Onderwijs Insitut Taman Siswa). Semboyan yang terkenal dari Ki Hajar Dewantara adalah sebagai berikut :
1. Ing Ngarsa Sun Tulodho (Di depan menjadi teladan)Semboyan ini bermakna ditengah kesibukan yang kita jalani kita harus bisa membangkitkan semangat untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
Semboyan ini bermakana kita harus bisa memberikan semangat dari belakang.
Ki Hadjar Dewantara membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut Ki Hajar Dewantara “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”.
Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”
Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”
Ki Hajar Dewantara mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut
“Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan”
Menurut Ki Hajar Dewantara, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Sedih merupakan perpaduan harmonis antara cipta dan karsa demikian pula Bahagia.
Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1?
- Kemampuan Peserta didik semua sama
- Peserta Didik harus patuh kepada guru sebagai pusat pembelajaran
- Beorientasi hanya kepada siswa yang unggul atau di anggap pintar serta pada tingkat kelulusan KKM peserta Didik
Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini?
- Merubah mindset bahwa guru merupakan satu-satunya sumber belajar
- Pembelajaran berpusat pada murid ( menghamba pada anak)
- Membuat kesepakatan kelas bersama murid sebagai wujud dari merdeka belajar
- Mengintegrasikan Profil Pelajar Pancasila
- Menjadi guru yang inovatif, Revolusioner dan berpikiran maju.
Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD?
0 Komentar untuk "KONEKSI ANTAR MATERI KESIMPULAN DAN REFLEKSI PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA"