Pendahuluan
Pada kali ini saya mencoba
membagikan aksi nyata sosialisasi menerapkan Budaya Positif di SMA Negeri 1
Seunuddon. Dalam sebuah lingkungan pendidikan seperti SMA Negeri 1 Seunuddon,
menerapkan Budaya Positif merupakan tugas dari semua warga sekolah diantaranya
Siswa dan Guru. Oleh karena itu perlu ada pemahaman bersama lalu membuat usaha
- usaha secara sadar dan terencana untuk menerapkan Budaya Positif di SMA
Negeri 1 Seunuddon.
Sosialisasi dengan
guru - guru
Salah satu upaya saya dalam
memberikan pemahaman bersama tentang menerapkan Budaya Positif di SMA Negeri 1
Seunuddon adalah melalui sosialisasi ini. Saya melakukan kegiatan ini kepada
perwakilan rekan guru yang ada pada saat istirahat jam mengajar. harapannya
pemahaman ini dapat tersebar secara bertahap kepada seluruh warga SMA Negeri 1
Seunuddon. Sosialiasi Modul 1.4 Budaya Positif terdiri dari materi :
· Konsep Disiplin Positif dan Motivasi
· Keyakinan Kelas
· Pemenuhan Kebutuhan Dasar
· Posisi Kontrol
· Segitiga Restitusi
Penjabaran dari materi tersebut adalah sebagai berikut :
Perubahan Paradigma Adalah perubahan cara pandang kita terhadap segala sesuatu berdasarkan berbagai pertimbangan sudut pandang.
Konsep
Disiplin Positif dan Motivasi, Disiplin diri dapat membuat seseorang menggali
potensinya menuju kepada sebuah tujuan,
sesuatu yang dihargai dan bermakna.
Dengan kata lain, disiplin diri juga mempelajari bagaimana cara kita
mengontrol diri, dan bagaimana menguasai
diri untuk memilih tindakan yang mengacu pada nilai-nilai yang kita hargai.
Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline, menyatakan ada 3 alasan motivasi perilaku manusia :
- Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman.
- Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain.
- Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.
Pemenuhan
Kebutuhan Dasar, Seluruh tindakan manusia memiliki tujuan tertentu. Semua yang
kita lakukan adalah usaha terbaik kita untuk mendapatkan apa yang kita
inginkan. Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, sebetulnya saat itu
kita sedang memenuhi satu atau lebih dari satu kebutuhan dasar kita, yaitu
kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), cinta dan kasih sayang (love and
belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan kekuasaan (power).
Ketika seorang murid melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan
nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan, hal itu sebenarnya dikarenakan
mereka gagal memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Posisi
Kontrol,
· Penghukum: Seorang penghukum bisa menggunakan
hukuman fisik maupun verbal. Orang-orang yang menjalankan posisi penghukum,
senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat yang dapat
lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi. Guru-guru yang menerapkan posisi penghukum
akan berkata : “Patuhi aturan saya, atau awas!”“Kamu selalu saja salah!”
· Pembuat Orang Merasa Bersalah : pada posisi ini
biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat orang merasa bersalah akan
menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah,
atau rendah diri. Kata-kata yang keluar dengan lembut akan seperti : “Ibu
sangat kecewa sekali dengan kamu”“Berapa kali Bapak harus memberitahu kamu ya?”
· Teman : Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya
mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun
positif. Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru dan
murid. Guru di posisi teman menggunakan hubungan baik dan humor untuk
mempengaruhi seseorang. Mereka akan berkata : “Ayo bantulah, demi bapak ya?”“Ya
sudah kali ini tidak apa-apa. Nanti Ibu bantu bereskan”.
· Monitor/Pemantau : Memonitor berarti mengawasi.
Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab atas perilaku orang-orang yang
kita awasi. Posisi pemantau berdasarkan pada peraturan-peraturan dan
konsekuensi. Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi, kita dapat memisahkan
hubungan pribadi kita dengan murid, sebagai seseorang yang menjalankan posisi
pemantau. Pertanyaan yang diajukan seorang pemantau : “Peraturannya apa?”“Apa
yang telah kamu lakukan?”
·
Manajer : Posisi terakhir, Manajer, adalah
posisi mentor di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan
murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan
solusi atas permasalahannya sendiri.
Segitiga
Restitusi, Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk
memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok
mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)
Melalui restitusi,
ketika murid berbuat salah, guru akan menanggapi dengan cara yang memungkinkan
murid untuk membuat evaluasi internal tentang apa yang dapat mereka lakukan
untuk memperbaiki kesalahan mereka dan mendapatkan kembali harga dirinya. Alur
restitusi : 1. Menstabilkan identitas. 2. Validasi tindakan yang salah. 3. Menanyakan
keyakinan.
0 Komentar untuk "1.4.a.10.2 Aksi Nyata - Budaya Positif - Forum Berbagi Aksi Nyata"